Apa yang kalian pikirkan saat dibawa seseorang ke sebuah tempat impian yang sebelumnya kalian tak pikirkan akan mencapai daerah tersebut? Pastinya merasa amazed dan senyum-senyum sendiri. Itulah yang saya alami saat dibawa ke Tangkuban Perahu oleh kekasih saya. Mungkin terkesan basi, karena wisata Tangkuban Perahu sudah terlalu terkenal dan setiap orang pasti dengan mudahnya kesana. Tapi tidak bagi saya. Sejak dulu saya kepingin sekali ke Tangkuban Perahu, tapi jarang ada teman yang mau menemani saya dengan alasan sudah pernah kesana ataupun alasan klise 'ah ngapain sih kesana kan nggak ada apa-apanya'. Namun, bagi seorang saya yang selalu penasaran akan tempat-tempat wisata di Indonesia, saya tetap ingin tahu seperti apa Tangkuban Perahu.
Sampai akhirnya, di suatu siang setelah makan siang dengan si pacar, saya dan dia kebingungan mau main kemana lagi. Kami hanya berputar-putar di daerah Dago Pakar sampai tahu-tahu sudah sampai ke Lembang. Dan tahu-tahu sudah sampai di perbatasan menuju Tangkuban Perahu. Saya nggak bilang ke pacar saya untuk kesana, karena saya sudah terlalu lelah duduk di motor. Dia pun hanya diam, namun di kepala saya, saya ingin bisa ke Tangkuban Perahu saat itu, tapi ingin juga cepat-cepat pulang ke penginapan. Motor terus melaju tanpa saya tahu ke arah mana motor ini menuju, sampai akhirnya saya terkaget-kaget pas membuka mata saya (sepanjang jalan saya tidur di bahunya hehehe) tau-tau sudah sampai jalan menanjak dan berliku menuju Tangkuban Perahu. Wuaahhh...saya senyum-senyum sendiri, kok pacar saya tau pikiran saya pengen kesini hahaha...Yang jelas sampai di depan pintu masuk Tangkuban Perahu pacar saya cuma senyum-senyum, entah apakah dia tahu saya ingin kesini atau memang dia tak punya tujuan lain selain kesini. Yang jelas saya senang dan feels like having a wonderful gift....
Tangkuban Perahu memiliki beberapa kawah dengan kawah utama bernama Kawah Ratu yang terletak langsung setelah pintu masuk utama. Kawahnya besar sekali seperti sebuah mangkuk raksasa yang berisis cairan belerang berwarna abu-abu saat itu. Diujung-ujungnya terlihat uap dan asap yang mengepul. Pemandangan sekitarnya sungguh indah Gunung Tangkuban Perahu menjulang tinggi dengan pepohonan hijau menyejukkan mata. Cuaca tidak terlalu dingin saat itu sehingga saya melanjutkan perjalanan menuju Kawah Domas, salah satu kawah tempat kita bisa merendam kaki di air belerang yang konon katanya bisa menyembuhkan penyakit kulit. Angin sepoi-sepoi menuntun saya menuruni jalan berbatu dan beranak tangga sejauh kira-kira 1,2 km. Hutan yang masih asri dan hijau membuat saya merindukan suasana mountain climbing yang sudah lama nggak saya lakukan. Sayangnya, saat itu saya sedang haid, perut saya tiba-tiba kram mungkin karena udara cukup dingin dan perjalanan yang cukup jauh. Akhirnya sebelum sampai ke Kawah Domas kami kembali ke atas, untungnya dari kejauhan kami tetap bisa melihat kawahnya dan menyempatkan foto-foto lagi.
Kawah Ratu yang mempesona
jalan menuju Kawah Domas
berpose dengan latar Kawah Domas
Phiuh, walaupun hanya sebentar saya sangat puas sekali bisa mengunjungi salah satu destinasi wisata favorit di kota Bandung ini. Walaupun banyak yang bilang hanya 'melihat sebuah kawah' tapi saya tetap merasa ini amazing. Tidak semua negara memiliki keindahan alam kawah seperti Tangkuban Perahu. Saya ingin menanamkan rasa Cinta Indonesia itu dengan menikmati segala tempat wisata yang ada di Indonesia. Apapun bentuknya warisan alam Indonesia tetap harus dijaga dan dicintai.
Salam amateur traveler. Salam cinta wisata Indonesia.
Thanks for my dear for giving me such a surprise gift :-)
0 komentar:
Posting Komentar