Pertama kali mendengar kata Halmahera Barat yang terbersit
di otak saya adalah daerah di Maluku Utara yang notabenenya banyak kasus perang
saudara dan banyak penyelewengan agama yang sering saya dengar dari Ayah saya.
Menyeramkan rasanya membayangkan terdampar disana. Namun, alih-alih memasang
mantra takut kesana, saya mendapat pencerahan dari seorang teman saya, None
Jakarta 2009 yang juga presenter Exotic Living di Kompas TV saat syuting
tentang kehidupan desa di Halmahera Barat. Dalam blog-nya ia menjelaskan bahwa
Halmahera Barat jauuuh dari kesuraman yang saya bayangkan. Alamnya,
orang-orangnya, lingkungannya semuanya seperti Tuhan menciptakan Halmahera
Barat saat sedang tersenyum. Cantik dan indah!
Alam Halmahera Barat
Rumah Adat Sasadu
Suku Sahu
Tari Soya-Soya
Pesona bumi Halmahera Barat tak lepas dari ibukotanya
Jailolo. Saya juga hanya pernah mendengar beberapa teman yang senang traveling
kalau Jailolo patut dikunjungi. Sebagai seorang traveler, saya mencari
tahu lebih banyak seperti apa Jailolo dan saya mendapati jauh dari dugaan saya.
Sebuah desa yang unik dengan hampir sepuluh suku mendiami daerah yang memiliki
rumah adat unik yang disebut Sasadu, dengan penduduknya yang hampir sebagian
bertani rempah-rempah dan tak heran Jailolo disebut sebagai Bumi Rempah-rempah.
Jailolo mempercantik desanya dengan keberagaman agama, adat, dan kebudayaan
yang dijunjung tinggi termasuk melestarikan situs budaya seperti
benteng-benteng peninggalan Belanda. Ah betapa harmonisnya sepertinya kehidupan
masyarakat disana. Saya jadi membayangkan Jakarta, kapan Jakarta bisa seperti
mereka. Nggak ada demo-demo, masyarakatnya terutama anak muda masih mau belajar
tarian daerahnya, mengikuti festival budaya, mengunjungi situs budaya, coba di Jakarta,
anak mudanya cuma nongkrong di mal kebanyakan. Jauh dari hasrat mau
melestarikan budaya Jakarta sendiri, cuma segelintir mungkin yang masih mau.
Wisata HalBar: Air Terjun Kahatola
Wisata HalBar: Benteng Tolukko
Ahh andai saja saya bisa mendaratkan kaki saya di tanah Halmahera.
Cita-cita saya yang utama adalah menjejakkan kaki saya di setiap tanah orang di
bumi Indonesia, salah satunya HALMAHERA. Dan sepertinya Tuhan memberikan saya
jalan dengan menunjukkan adanya gelaran Festival Teluk Jailolo 2012. Jauh
sebelum tahu ada situs resmi Festival Teluk Jailolo, saya sudah sering
mendengar festival ini, lagi-lagi dari teman sesama traveler. Festival tahunan yang menampilkan berbagai kesenian khas
Halmahera Barat, parade rempah-rempah, pesta kuliner tradisional, fun diving
dan pastinya Cabaret on The Sea, kabaret pertama di dunia yang diadakan di
tengah laut.
Saya harus menjejakkan kaki saya di bumi Jailolo dan mengikuti Festival Teluk Jailolo 2012! Saya hanya punya satu visi, mengajak anak muda Jakarta terutama teman-teman terdekat saya untuk berkaca dari ketradisionalan hidup masyarakat Jailolo agar bisa diterapkan di kehidupan modern. Bangsa yang besar itu adalah bangsa yang menghargai budayanya. Saya cuma ingin teman-teman saya yang pernah bilang ke saya ‘ah ngapain sih lo, Cha, ke museum, kuno banget dah!’ jadi berubah pandangannya. Dengan mengikuti beragam acara di Festival Teluk Jailolo saya bisa sharing begitu banyak kepada mereka terutama tentang budaya dari upacara adat dan tarian suku disana, tentang kayanya kuliner tradisional, tentang menjaga alam dengan safety snorkeling dan diving, ah betapa sedih mengingat saya pernah snorkeling dengan pemandu yang malah mengajarkan saya menginjak karang yang masih hidup, dan dengan keseruan lainnya di Festival Teluk Jailolo.
Huah, jika saya berkesempatan mewujudkan visi saya itu, saya
punya misi untuk berkeliling Halmahera Barat, Utara, kalau perlu sampe
terdampar di Morotai (really wishing to have a historical diving seeing
shipwrecks, relics of the World War II). Saya akan mengikuti rangkaian Festival
Teluk Jailolo 2012, berbaur dengan warga disana dan pastinya kepengen banget
bisa ikutan menari ronggeng bersama mereka kemudian mengabadikan setiap momen
saat Spice Expo, Spice Trip, dan Spice Parade, soalnya cuma di acara ini saya akan memuaskan hasrat dan culinary sense saya sebagai seorang food blogger untuk mencicipi masakan
asli Halmahera. Yay, can’t wait! Gak
ngebayangin kayak apa penuhnya blog saya kalau saya bisa posting semua makanan
khas Halmahera Barat seperti roti kenari, pisang mulut bebek, bagean, papeda
(ah ga ngebayangin kayak apa rasa sagu mutiara dicampur kuah cumi hihihi), dabu
kacang (sambal khas HalBar), dan beragam kuliner berempah khas HalBar dibarengi dengan riual adat Horom Sasadu mereka. Yummy!
*air liur mulai ngeces.
Underwater HalBar
Dikesempatan ini juga saya mau berbagi sama masyarakat
disana tentang kuliner Jakarta dan kuliner modern yang sudah saya cicipi, agar
mereka yang jauh dari hiruk pikuk Jakarta juga tau perkembangan di ibukota
Indonesia ini. Setelah itu nonton Cabaret on the Sea. Ahhh disini saya aka
menguji skill fotografi saya juga biar berhasil ambil gambar penari-penari kabaret
yang cantik-cantik dengan pakaiannya yang unik dan colorful biar seluruh dunia
ngiri gak bisa liat cabaret made in Indonesia hihihi. Puas mengikuti festival,
waktunya diviiiing! Aaahh saya pecinta laut, laut membuat saya menghargai
kedamaian yang nggak bisa di dapat di kehidupan Jakarta yang hiruk pikuk. Ada
keheningan yang beda saat saya menyelam hanya lewat snorkeling. Saya belum
pernah menjajal diving, hanya snorkeling setiap kali ke laut, kalau dapat
kesempatan fun diving di HalBar, saya nggak akan menyia-nyiakannya (ya walaupun gak akan menyelam jauh secara belum punya diving license hihi). Of course,
siapa yang nggak mau menyelam di HalBar dengan hampir 16 titik selam seperti
Pulau Bubua, Tanjung Hiu, Fastufiri. Nggak sabar mau liat aneka Nudibranch
yang berwarna-warni plus mampir ke Teluk Loloda tempat menjulangnya Air Terjun
Kahatola, yang airnya ada di tebing pantai dan airnya langsung mengalir ke
laut. Subhanallah pasti indah banget ya! Mengunjungi situs sejarah HalBar
seperti Benteng Taluko dan Nostre Senora De Rosario juga akan jadi tujuan saya
jika berada di Jailolo dan satu lagi impian saya kalau ke HalBar adalah
mengunjungi Sidangoli bagian dalam tempat kerajaan burung bidadari,
Cendrawasih, burung endemik asli Maluku sambil berkeling ke pulau-pulau
mangrove kecil di sepanjang Sidangoli. I
wish I will step my feet on that Halmahera Barat Land. Amin
Iseng-iseng bikin itinerary kalau someday saya bisa terbang
ke Halmahera Barat dan spend seminggu disana, kira-kira seperti ini:
Day 1 - 13 Mei 20120
Perjalanan Jakarta – Ternate – Halmahera kira-kira
3 jam 45 menit via udara, dan 1 jam lebih via laut dari Ternate ke Halmahera
Barat dan menyebrang lagi ke Teluk Jailolo dari Pelabuhan Dufa-dufa dengan
speedboat. Sampai Jailolo pastinya langsung cari tempat stay di rumah penduduk
dan disini waktunya eksplor penduduk asli Jailolo, beramah-tamah, belajar
bahasa dan budaya sehari-harinya, mencicipi makanan sehari-hari mereka. Intinya
adaptasi dulu secara ini tanah orang, minimal untuk seminggu kedepan harus
mematuhi adat istiadat disini, kan. Kalau sempat berkunjung ke Kedaton
Kesultanan Jailolo, siapa tau sempat juga bertemu dengan Sultan Ternate yang
katanya sering berkunjung ke Jailolo Timur.
Day 2 - 14 Mei 2012
Persiapan mengikuti pembukaan Festival
Teluk Jailolo 2012 dan berpartisipasi dalam Lomba Sapu Laut sambil bercengkrama
dengan penduduk sekitar, mengabadikan momen-momen muka-muka asli Maluku berbaur
dengan beragam wisatawan yang datang ke FTJ 2012 ditutup dengan menyaksikan
Lomba Seni Budaya.
Day 3 - 15 Mei 2012
Mengejar sunrise di dermaga Teluk Jailolo
sambil menunggu pemandu diving untuk fun diving seharian. Pastinya akan menelusuri
spot-spot diving terbaik di Pulau Bubua, Tanjung Hiu, Fastufiri, NHR 6 (Jojo Reef),
NHR 3 (Banahena) kalau sempat melipir sedikit ke Pulau Maitara, Cobo Tidore,
Wreck Sidangoli. Menjelang sore mengejar sunset ke Pantai Tanjung Arugati.
Malam harinya kembali beramah-tamah dengan penduduk sekitar untuk persiapan
island exploring esok hari.
Day 4 - 16 Mei 2012
Free day. Hari ini hopping island dengan tujuan
utama ke situs sejarah Benteng Taluko dan Benteng Nostre Senora De Rosario.
Kemudian lanjut mengunjungi Desa Mutui, 30 menit dari Jailolo, tempat mayoritas
penduduk muslim tinggal dan melihat perkebunan pala sebagai hasil yang paling
diunggulkan disini. Lanjut ke Teluk Loloda, perjalanan sekitar 3 jam dai Halbar
dan mengunjungi Air Terjun Kahatola.
Day 5 - 17 Mei 2012
Sebelum memenuhi perut di Festival Ikan Bakar, pagi-pagi buta saya sudah harus mengunjungi Sidangoli, 20 menit dari
Ternate untuk melihat si burung bidadari, Cendrawasih asli Maluku. Setelah
lelah keliling-keling, pulang ke Jailolo langsung ke Spice Expo,
melihat-melihat bagaimana para pedagang rempah HalBar menjajakan dagangannya
dan melihat Upacara Bersih Laut. Seru banget pasti hunting foto kapal-kapal
dengan hiasan ornamen lokal Jailolo. Dan lanjut makan besar di Festival Ikan
Bakar. Hari ini waktunya mengosongkan
perut! karena panitia FTJ 2012 menyediakan 10 ton ikan untuk dibakar dan
dimakan bersama. Lupakan dieeet!
Day 6 - 18 Mei 2012
Ikutan Spice Trip, siap-siap menggoyang
lidah karena akan menelusuri perkebunan cengkeh dan pala yang sangat tersohor,
mencicipi rempah-rempah asli HalBar, eits katanya kalau mau berbincang dengan
kaisar zaman Dinasti Tang Cina, mulut harus wangi, jadi harus berani ngunyah
cengkeh. Wow, penasaran kayak apa tradisi ini di bumi HalBar! Dan waktunya
mengosongkan perut lagi demi ikutan Pesta Kuliner Tradisional, bergaul sambil
mengikuti acara Horom Sasadu, makan sambil menikmati ritual adat di hangatnya
rumah adat Sasadu.
Day 7 - 19 Mei 2012
Yay hari terakhir bakalan seru karena akan
hadir di Spice Parade sambil mengabadikan
momen serunya semua petani rempah dari seluruh HalBar dengan pakain adat
masing-masing dan pastinya mencicipi
makanan khas HalBar yang berbahan dasar rempah. Makan lagiii! Hari ini akan ditutup
lebih indah dengan menonton Cabaret on the Sea, festival perpaduan tarian, musik,
drama dan koreografi tradisional khas budaya masyarakat Jailolo. Sore harinya
kembali ke Jakarta dengan penerbangan paling malam.
Wow, sebuah pengalaman berharga jika bisa berbaur dengan masyarakat asli sana, berbagi budaya dan tradisi serta belajar kearifan lokal disana.
Wow, sebuah pengalaman berharga jika bisa berbaur dengan masyarakat asli sana, berbagi budaya dan tradisi serta belajar kearifan lokal disana.
Bermimpilah yang besar, maka
kaupun akan menjadi besar. Bermimpilah ke Jailolo, maka kaupun akan menjejaki
kakimu disana.
All photos are courtesy of:
www.happywimmy.com
www.festivaltelukjailolo.com
0 komentar:
Posting Komentar