Pelabuhan Kartini pagi itu masih sangat sepi. Hanya suara
angin laut yang terdengar dan menampar-nampar kulit kami. Dingin yang menusuk
membuat saya dan teman seperjalanan saya, Putri memilih langsung menuju meeting
poin kami di warung Bu Diah. Satu per satu teman-teman trip kami berdatangan.
Pelabuhan mulai ramai dengan orang yang akan menyebrangi Jepara menuju
satu-satunya pulau di seberang kota ukir ini, Kepulauan Karimun Jawa.
Tepat pukul dua siang, saya beserta teman-teman seperjalanan
yang berasal dari beragam kota menyebrangi lautan dengan kapal cepat Bahari
Express 9 menuju kepulauan Karimun Jawa. Kapal cepat ini memuat kira-kira 200
orang dengan tari Rp80.000 per orang sudah temasuk snack. Kapal yang baru
beroperasi di awal tahun ini memiliki fasilitas yang cukup bagus dengan C dan
bangku sofa yang nyaman. 2,5 jam kami tempuh menuju Kepulauan yang memiliki 34
pulau tersebut. Dari ke-34 pulau itu hanya 4 pulau yang berpenghuni. Sekitar pukul 16.30 WIB kami merapat di
dermaga pulau karimun jawa dengan selamat. Satu hal yang membuat mata saya
terbelalak adalah, pulaunya besar sekaliiii dan berbukit-bukit, tinggi hampir
mirip gunung. Air lautnya pun bersih dan jernih, berwarna hijau sampai-sampai
beberapa batu dan karang dibawahnya sangat jelas terlihat. Ah rasanya ingin
langsung meloncat dan berenang di air itu.
Wisatakita.com, a well-established and famous trip
organizer-lah yang selanjutnya membawa saya dan teman-teman seperjalanan ini
menyelami lebih dalam keindahan pulau ini. Dari dermaga, kami diantar dengan
mobil elf pribadi mereka. Kemudian kamu diantar ke penginapan yang telah
dipilih. Saya dan Putri beserta beberapa traveler lain memilih tinggal di
homestay, karena sepanjang saya trip tinggal di homestay itu lebih better untuk
bisa mengenali kearifan lokal penduduk setempat.
Wisma Della menjadi homestay kami selama dua hari kedepan.
Ibu pemiliknya sangat ramah, beliau menyambut kami dengan makan siang yang
cukup mengenyangkan. Rumah ibu Della lumayan luas, memiliki 4 kamar yang besar
dengan dua kamar mandi dan dapur. Listrik disini hanya ada dari jam 6 sore
hingga jam 6 pagi. Jadi, jangan mengeluh kalau di siang hari baterai hape kamu
habis dan tidak bisa ngecas hehehe…Setelah makan sore, saya dan teman-teman di
homestay mengunjungi alun-alun Karimun Jawa. Alun-alun ini hanya berupa
lapangan besar yang sebagin dipakai untuk bermain bola. Dipinggirnnya terdapat
beberapa penjual makanan. Alun-alun ini ramai di weekend seperti ini.
Warung-warungnya menjual makanan diantaranya siomay, gorengan, mie ayam dan
seafood. Ada juga warung yang mengkhususkan menjual es campur dan
minuman-minuman ringan. Kami menggelar terpal di lapangan. Menikmati pekatnya
malam dengan sapuan angin Karimun Jawa sambil saling mengenal satu sama lain.
Saya bertemu dengan traveler dari Bandung, Solo, Bali, dan Malang. Rata-rata
dari mereka memang sudah sering traveling ke beberapa tempat, bahkan ada yang
sudah tiga kali ke pulau ini. Sambil ngobrol saya memesan es campur yang
harganya murah sekali, Rp3.000 saja! Dengan gorengan khas Karimun Jawa berupa
tahu diisi bakso seharga Rp1.000. Huah, enaknya trip ke pulau yang masih asli
seperti ini warganya nggak komersil. Tapi biasanya ini kebijakan dari
pemerintah setempat juga sih. Ada pulau wisata terpecil yang pernah saya datangi
memasang tarif mahal pada setiap makanan yang dijual warga dengan alasan pulau
tersebut sudah menjadi destinasi turis. Malam pertama di Karimun Jawa ditutup
dengan banyak cerita tentang bawah laut Indonesia. Kami kemudian kembali ke
hoestay sambil mempersiapkan tenaga untuk menyelami bawah laut Karimun Jawa
keesokan harinya. Ah, nggak sabar ingin menyapa gerombolan Nemo fish disana!
Day 2
Setelah sarapan pagi, kami dijemput oleh mobil Wisatakita lagi kemudian menuju dermaga. Sampai disana kami telah ditunggu oleh kapal yang akan membawa kami berkeliling ke pulau-pulau kecil disini. Kapal kayu milik wisatakita ini cukup besar sepertinya bisa menampung hampir 30 orang. Ada dek atasnya juga lagi, cocok buat yang mau mencokelatkan kulit hahaha. Kemudian kami diminta mengenakan safety jacket yang lagi-lagi milik wisatakita sendiri. I love the jacket, warnanya merah dan biru tua at least membedakan kita dengan peserta trip lainnya hehehe…Beberapa dari kami mulai sibuk mengolesi sunblock karena dengar-dengar matahari di pulau ini sangat tidak bersahabat. Kapal mulai berlabuh dengan pukul delapan pagi. Saya bersyukur bisa kembali menikmati sepoi-sepoi angin laut dan cahaya di ujung lautan yang membuat airnya terlihat sangat indah. Deretan pulau-pulau Karimun Jawa mulai kami lewati, saya begitu memanjakan mata saya dengan memandang kea rah lautan, dari mulai air yang hijau muda di dermaga berubah menjadi biru muda di sepertiga jalan kemudian menjadi biru tua di separuh jalan dan visibility sangat bagus. Sangat bening seperti kaca lautannya! Dan oh ada lumba-lumba melompat di samping kapal kami! Wuaaahh, itu hal yang nggak pernah saya duga sebelumnya. Ternyata disini ada lumba-lumba juga. Ah sayangnya tangan saya tak sempat meraih kamera saya dan mengabadikan lumba-lumba tersebut.
Setelah sarapan pagi, kami dijemput oleh mobil Wisatakita lagi kemudian menuju dermaga. Sampai disana kami telah ditunggu oleh kapal yang akan membawa kami berkeliling ke pulau-pulau kecil disini. Kapal kayu milik wisatakita ini cukup besar sepertinya bisa menampung hampir 30 orang. Ada dek atasnya juga lagi, cocok buat yang mau mencokelatkan kulit hahaha. Kemudian kami diminta mengenakan safety jacket yang lagi-lagi milik wisatakita sendiri. I love the jacket, warnanya merah dan biru tua at least membedakan kita dengan peserta trip lainnya hehehe…Beberapa dari kami mulai sibuk mengolesi sunblock karena dengar-dengar matahari di pulau ini sangat tidak bersahabat. Kapal mulai berlabuh dengan pukul delapan pagi. Saya bersyukur bisa kembali menikmati sepoi-sepoi angin laut dan cahaya di ujung lautan yang membuat airnya terlihat sangat indah. Deretan pulau-pulau Karimun Jawa mulai kami lewati, saya begitu memanjakan mata saya dengan memandang kea rah lautan, dari mulai air yang hijau muda di dermaga berubah menjadi biru muda di sepertiga jalan kemudian menjadi biru tua di separuh jalan dan visibility sangat bagus. Sangat bening seperti kaca lautannya! Dan oh ada lumba-lumba melompat di samping kapal kami! Wuaaahh, itu hal yang nggak pernah saya duga sebelumnya. Ternyata disini ada lumba-lumba juga. Ah sayangnya tangan saya tak sempat meraih kamera saya dan mengabadikan lumba-lumba tersebut.
Menjelang pukul 08.30 WIB kapal kami mendarat di dermaga
Pulau Kecil. Pulau ini dari kejauhan memang terlihat sangat kecil dan tidak
berpenghuni. Pulau ini dibuka hanya untuk wisatawan karena memiliki koleksi
terumbu karang yang cantik untuk diselami. Saya dan Putri memilih menikmati
pasir putihnya terlebi dahulu. Pasir di Pulau Kecil sangat putih dan bertekstur
seperti bedak bayi! Ah, rasanya saya ingin guling-guling disini. Warna air laut
dari bibir pantainya pun membentuk tiga susun biru muda bening, biru muda, dan
biru tua ditambah langitnya yang juga merona biru membuat saya takjub, sungguh
indah lukisan Tuhan ini!
Selang beberapa menit, saya mengeluarkan peralatan snorkeling yang saya bawa sendiri kemudian langsung menenggelamkan diri saya kedalam air. Oh God, baru masuk air saya sudah disambut dengan gerombolan ikan mirip Nemo yang berkulit belang-belang seperti zebra. Saya terus mengepakkan fins, menelusuri beberapa sudut pulau kecil yang kaya akan terumbu karang. Beragam jenis terumbu karang menumpuk disana, saya bahkan tidak tahu mereka berjenis apa. Rata-rata warna terumbu karang disini kuning dan cokelat, saya tidak menemukan satu atau dua yang berwarna merah atau biru. Hanya saja disini ikannya banyak sekali. Jadi senang aja berenang dan berfoto bersama mereka. Sebelum berpindah ke tempat lainnya, kami berfoto bersama di dermaga, tentunya dengan gaya sesuka hati karena guide kami dari wisatakita siap sedia memotret kenarsisan kami hihi!
Lepas dari Pulau Kecil, kapal membawa kami menuju Pulau Tengah. Pulau ini juga normalnya tidak berpenghuni, hanya ada penjual makanan di salah satu rumah yang datang dari pagi hingga sore hari untuk melayani wisatawan yang berkunjung kesini. Pulau ini lebih besar dari Pulau Kecil dan disini air lautnya lebih cantik tapi pasirnya tidak sehalus Pulau Kecil. Di pulau ini kami menikmati makan siang kami dengan lauk ikan yang sisiknya berwarna –warni. Wah sungguh pemandangan yang jarang saya temui. Katanya sih ikan ini hanya hidup di perairan Karimun Jawa. Saya lupa nama ikannya, kalau tidak salah ikan kakatua. Ikan ini kemudian di bakar dan dimakan bersama lauk lain yang telah disediakan. Wah ternyata dagingnya pun sangat lembut sekali! Beruntung sekali rasanya bisa mencicipi kekayaan laut Indonesia yang beraneka ragam.
Setelah dari Pulau Tengah kami menuju Pulau Gosong. Pulau
ini merupakan pulau yang hanya berbentuk gundukan pasir putih dan biasanya
tenggelam jika air pasang. Untungnya, saat kami kesini air sedang surut dan
tentunya berhubung ini pulau di tengah laut yang tanpa pepohonan sama sekali,
makanya jangan heran kamu bakal gosong disini. Panasnya luar biasaaaaa!!! Tapi
at least semuanya terbayar dengan air laut yang warnanya indah sekali, biru
muda dan pasir yang sangat putih. Perfect place for shooting picture deh!
Setelah berpanas-panas ria di Pulau Gosong, kami lalu menuju
ke tempat penangkaran hiu. Ya, hiu, hewan buas yang di film-film Hollywood
digambarkan pemangsa manusia. Sepertinya semua itu hanya film, pada dasarnya
hiu itu tidak akan menggigit atau mengganggu manusia jika ia tidak diganggu.
Buktinya saat saya dan teman-teman masuk ke dalam kolam yang isinya penuh ikan
hiu, kami aman-aman saja. Hiunya malah menjauh pas kami dekati hihihi. Hiu-hiu
disini memang sejak kecil diajarkan untuk tidak memakan daging. Makanya mereka
tidak buas seperti kelihatannya. Senang sekali rasanya bisa melihat langsung
ikan-ikan ini. Saya lupa jenis apa yang dikembangbiakkan disini. Kalau
dilihat-lihat sih sepertinya jenis ikan hiu martil.
Well, yang unik juga yang saya temuin disini adalah
ditantang nyobain bulu babi! Ada teman traveler yang senang makanan ekstrim,
dia bilang daging bulu babi itu enak mengandung prtotein tinggi. Kemudian
diambillah beberapa bulu babi yang bulunya tajam nan beracun itu dari pinggir
pantai. Euwwhh saya males banget sebenarnya melihat binatanng ini, soalnya
pernah disengat sampai bengkak! Tapi karena penasaran, saya terus menyaksikan
adegan demi adegan si teman saya itu membelah bulu babi dengan cara memukulnya
dengan batu kemudian membelahnya pelan-pelan dengan tangan. Ajaibnya, itu babi,
eh bulu babi maksudnya, masih aja hidup walau udah dibelah ckckck….Pas dibelah
tarraaa terlihatlah bagian dalam tubuhnya seperti ini:
Yuuckk! disgusting sih ngelihatnya. Awalnya takut nyobain
secara masih ada kayak darAhnya begitu, tapi lagi-lagi karena penasaran akhirnya
disodorkanlah saya si daging bulu babi itu. Dagingnya lembek sekali, tapi nggak
berbau amis lho. Pas masuk mulut terasa seperti ada grenjal-grenjal seperti
pasir pada dagingnya dan rasanya anyir hihihi…anyway rasa anyir itu malah yang
bikin saya eneg pas masukkin itu daging kedua kalinya hahaha… enough banget
deh! cukup tau, mungkin someday when I lost in an nowhere island, bulu babi
bisa jadi santapan wAlau terpaksa hahahaha!
Hari ini tperjalanan kami diakhiri dengan berfoto bersama di
depan penangkaran hiu. Pengennya sih lanjut jalan-jalan tapi kami tetap harus
kembali ke penginapan sebelum ombak makin tinggi, sekitar pukul 5 sore kami
sampai di dermaga. Karena sunset belum kelihatan akhirnya kami kembali ke
penginapan dan ujung-ujungnya mendapatkan momen sunset disaat-saat terakhir.
But you know, Karimun Jawa has the best sunset scenery I’ve ever seen! Rona
langitnya menyemburkan perpaduan warna kuning, orange, ungu, biru, emas, dan
hitam yang sempurna! Gosh, I wish I had my boyfriend at that time, so we could
take a very romantic picture hahaha!
Malam terakhir di Karimun Jawa, saya habiskan menikmati
satu-satunya warung seafood yang ada di alun-alun. Saya lupa nama warungnya.
Warung ini menjual aneka seafood dengan harga very affordable. Saya bersama
Putri menghabiskan satu ekor ikan baronang ukuran sedang (20K) dan satu ekor
cumi ukuran sedang (20K). Semuanya dibakar dengan bumbu kunyit dan kecap.
Sayangnya, cuminya belum terbakar sempurna sepertinya sehingga dagingnya sangat
alot pas digigit. Then, sisanya kami menghabiskan malam untuk packing karena
keesokan harinya kami akan langsung kembali ke Jakarta setelah mengunjungi
beberapa tempat di pagi hari.
Day 3
Di hari ketiga ini spot pertama kami adalah Pulau Cemara Besar,
salah satu pulau tak berpenghuni yang juga memiliki spot snorkeling yang indah.
Di pulau ini kami tidak menepikan kapal tetapi berhenti di tengah-tengah laut
tak jauh dari pulau. Disinilah surga Pulau Cemara terhampar luas. Terumbu karang dan gerombolan ikannya lebih berwarna dari Pulau Kecil kemarin. Rasanya saya menemukan kesunyian yang lebih damai di bawah air ini, ditambah memnajkana mata dengan warna-warni karangnya, dan oh bahkan saya menemukan karang berwarna pink yang cantik!
Di Pulau ini saya dan teman-teman yang cinta snorkeling cukup lama berendam di air yang asinnya luar biasa ini dikarenakan kapal kami harus membantu memperbaiki kapal lain yang rusak di tengah jalan, sehingga beberapa dari kami yang masih di dalam air ditinggal sementara sampai kira-kira 45 menit. Huaah puas sih foto-foto underwater tapi di laut hampir sejam itu berasa terkatung-katung gimanaa gitu hahaha...capek dan haus luar biasa!
Di Pulau ini saya dan teman-teman yang cinta snorkeling cukup lama berendam di air yang asinnya luar biasa ini dikarenakan kapal kami harus membantu memperbaiki kapal lain yang rusak di tengah jalan, sehingga beberapa dari kami yang masih di dalam air ditinggal sementara sampai kira-kira 45 menit. Huaah puas sih foto-foto underwater tapi di laut hampir sejam itu berasa terkatung-katung gimanaa gitu hahaha...capek dan haus luar biasa!
Hari semakin siang, langit yang berwarna biru cerah itu pelan-pelan mulai menggelap menjadi biru tua. Angin pantai semakin dingin menusuk kulit. Crew Wisatakita sudah mengingatkan kami untuk kembali ke kapal untuk pulang karena jam 2 siang kami sudah harus berkumpul di dermaga untuk kembali ke Jepara. Ah rasanya saya tidak ingin pulang dari kepulauan Karimun Jawa ini, terlalu indah untuk dilupakan pesonanya. Perjalanan ini memang telah berakhir, tapi saya akan terus berjalan, menelusuri susdut-sudut cantik di Indonesia untuk mengenali lebih dalam kekayaan negeri ini beserta kearifan lokalnya dan tentunya untuk selalu bangga berkata "I'm not going anywhere, I'm home because Indonesia is my home."
- Tiket bus Jkt-Jepara by Nusantara Rp125.000 (berangkat setiap jam 4 dari terminal Lb. Bulus,
Rawamangun, Pulo Gadung, dan tempat tertentu lainnya)
- Tiket bus Jepara-Jkt by Yudha Express Rp135.000 (berangkat setiap jam 4 dari terminal Jepara)
- Paket trip dari Wisatakita Rp600.000, including:
1. Tiket Kapal Bahari Express PP
2. Transport ke penginapan
3. Sewa penginapan 3 hari 2 Malam
4. Sewa Kapal 2 hari untuk keliling pulau
5. Makan 5x, tidak termasuk makan malam untuk 2 malam
6. Tiket Masuk Kepulau-pulau dan Penangkaran Hiu
7. Tiket Masuk Taman Nasional
8. Bakar Ikan 1 x
9. Welcome drink, Snack, aqua, P3K, dll
10. Sewa Alat Snorkeling dan Pelampung
11. Dokumentasi underwater & DSLR
12. Guide Local dan Guide dari Wisatakita
13. Stiker
14. Transportasi dr hotel ke dermaga kecil tempat ngumpul waktu mau tour (Khusus
upgrade penginapan ke hotel)
- Biaya makan dan jajan Rp50.000
0 komentar:
Posting Komentar