An Enlightening Meeting with Negeri 5 Menara's Author

Dua minggu yang lalu, dalam rangka memperingati World Rotaract Week 2012, Rotaract Semanggi Jakarta berkesempatan bergabung dalam meeting Rotary Jakarta yang malam itu kedatangan seorang penulis yang saat ini sedang naik daun setelah novelnya diangkat ke layar lebar, Ahmad Fuadi. Mungkin bagi yang bukan pecinta novel, agak awam dengan novel Negeri 5 Menara yang diterbitkan sekitar tiga tahun lalu. Namun, bagi para pecintanya, novel yang terinspirasi dari kisah nyata Mas Ahmad Fuadi ini benar-benar membawa pencerahan terutama dalam menyikapi sistem pendidikan di Indonesia dalam basis pesantren dan kesungguhan dalam menggapai mimpi-mimpi.

Saya sendiri belum pernah membaca novelnya, namun sudah mennonton filmnya. I proudly said that it was very enlightened film! Tidak heran dalam meeting kali ini, Mas Ahmad Fuadi dengan semangat menceritakan bahwa mimpinya membuat novelnya diangkat jadi film menjadi kenyataan. Mas Ahmad memaparkan sedikit banyak tentang pesantren dan sistem pendidikannya. Di Indonesia, dari sekitar 3000-an pesantren, hanya sekitar 300-an yang sistem pendidikannya sudah berbasis pesantren moder, sisanya masih tradisional. Sama halnya dengan pesantren Madani yang diceritakan dalam Negeri 5 Menara, yang aslinya adalah Pesantren Gontor yang sudah menerapkan sistem pendidikan kelas modern dan internasional bahkan siswa-siswinya dilarang menggunakan Bahasa Indonesia, lho! Mereka hanya diwajibkan menggunakan Bahasa Inggris dan Arab. Uniknya lagi, meskipun pesantren ini tidak mengikuti kurikulum dari Kementrian Pendidikan Nasional, namun mereka tetap bisa melahirkan anak-anak bangsa dan kader-kader pemimpin yang berkelas dan berjaya di seluruh dunia. Banyak dari alumni Gontor yang sudah melanjutkan kuliah keluar negeri dengan beragam beasiswa mulai dari Chevening UK, Fullbright USA, ADS by AusAID, dll. Banyak dari mereka pula yang meskipun harus hidup bersama dalam susah dan senang di pesantren tetap bisa menjadi petinggi megara, tengok saja Din Syamsuddin, Ketua Muhammadiyah; Hasyim Muzadi, Ketua PBNU; Hidayat Nur Wahid, dll.

Ada satu pernyataan yang disampaikan Mas Ahmad Fuadi, yang juga dicuplik dalam film Negeri 5 Menara, tentang definisi kesuksesan atau definisi seorang yang besar menurut Kyai-kyai di Gontor, 'Orang besar itu adalah orang yang mengajarkan dan berbagi ilmunya kepada orang biasa sampai ke pelosok desa dengan penuh keikhlasan. Tanpa digaji. Dan biarkan Allah SWT yang membalasnya.'

Novel yang ditulis pemuda asli Padang ini juga mengajarkan betapa pentingnya bersungguh-sungguh dalam menjalani kehidupan. Saya ingat salah satu adegan saat Ayahnya Alif bertransaksi dengan pembeli kerbau. Kemudian ia mengibaratkan hidup itu seperti berjabat tangan dalam sarung saat bertransaksi jual-beli kerbau di Padang. Hidup itu harus dijabat terlebih dahulu. Seseorang tidak akan tahu mana yang baik dan buruk untuknya sebelum menjalaninya.

Intinya, dalam hidup ini untuk mencapai kesuksesan dan mewujudkan mimpi dibutuhkan keyakinan dan kesungguhan. Man Jadda Wa Jada. Siapa yang bersungguh-sungguh maka dialah yang akan berhasil. 

Sudahkah kamu bermimpi tinggi hari ini teman-teman? Let's pursue our dream!







1 komentar:

  1. tapi kalau aku lebih suka sama penulis " 9 Summers 10 Auntumns " yaitu mas Iwan Setiawan,karena penuh emosional & plus ceritanya bisa diterima disemua kalangan alias Universal

    BalasHapus