Hiking at Taman Hutan Raya Ir. Juanda, Bandung

Selain berwisata kuliner, long weekend awal Juni kemarin saya berkesempatan mengunjungi Taman Hutan Raya Ir. Juanda (THR) yang terletak di daerah Dago Pakar, Bandung. Ini bermula dari batalnya rencana jalan saya dan si bebeb di hari sebelumnya. Akhirnya saya sita dia seharian buat nemenin saya jalan-jalan hihihi. Berhubung dari kemarin trip saya selalu ke pantai, teman main saya di Bandung, Gita, mengusulkan untuk hiking ke THR, hitung-hitung nge-train si Gita sebelum dia melakukan hiking perdananya ke Gunung Gede beberapa bulan ke depan. Akhirnya, saya, si bebeb, Gita dan pacarnya pun berangkat ke THR sekitar pukul 12 siang. Kami menggunakan motor karena mengantisipasi macetnya daerah Bandung Atas di musim long weekend begini. Perjalanan menuju Dago Pakar hanya menempuh waktu 1 jam itupun dipotong berhenti sebentar karena hujan. Sekitar pukul 1 siang kami sampai di depan gerbang THR, sebelumnya kami membayar tiket masuk sebesar Rp. 7.500 saja. Lucky us, hari ini motor diperbolehkan masuk ke areal THR, karena biasanya motor dilarang masuk. Kalau tidak terpaksa kami harus hiking dari depan pintu gerbang deh hahaha gak kebayang!

Memasuki areal depan THR Juanda, kami disambut suasana teduhnya hutan dengan pohon-pohon menjulang tinggi dan besar. Benar-benar sejuk, adem dan menangkan hati suasananya. Di areal ini ada beberapa objek wisata yang jadi andalan, yaitu Gua Jepang, Gua Belanda, Air Terjun Ciomas, dan Air Terjun Maribaya. Sayangnya, jarak antar satu objek wisata dengan objek lainnya berjauhan. Namun, karena rasa penasaran saya pada Air Terjun Maribaya yang katanya terkenal itu, kamipun memutuskan kesana. Sebelum sampai di Maribaya, sekitar 500 m dari pintu gerbang, terdapat gua Belanda. Sayangnya, saya dan teman-teman tidak mampir kesini, soalnya dipikir-pikir hanya menelusuri lorong gelap nan panjang dan nggak ada isinya juga. Lagipula kami mengejar waktu untuk sampai di Maribaya. Motor kami pun menelusuri jalan setapak yang merupakan jalur hiking untuk para hiker menuju air terjun. Untungnya hari ini tidak terlalu ramai. Jadi jalur hikingnya aman untuk dilewati motor. Untungnya lagi kami naik motor, karena trek yang super minim itu benar-benar rusak parah karena habis hujan besar semalam.

Walaupun kami naik motor, ini tidak mengurangi sensai hiking kami. Soalnya lebih seram naik motor di pinggir tebing seperti itu, kalau tergelincir dikit saja bisa dengan mudah jatuh ke jurang. Sepanjang hampir 30km perjalanan kami, kami disuguhkan oleh pemandangan hutan tropis yang subhanallah indahnya. Dengan deretan tebing yang memisahkan dua daerah di Bandung, saya lupa namanya. Konon, katanya jaman Belanda dan Jepang dulu tebing-tebing itu menjadi tembok pertahanan mereka dari sekutu. Deretan sawah dan kebun-kebun terlihat dari jauh, motor kami terus melaju sampai akhirnya kami tiba di area jembatan menuju Air Terjun Ciomas yang mengarah ke Maribaya.


Namun, kami di stop oleh seorang bapak tua yang mengatakan kalau jalan menuju air terjun Maribaya sekarang sudah di bata blok dan di buatkan tangga. Jadi, motor sudah tidak bisa lewat lagi. Wuah, saat itu juga muka kami langsung lesu. Padahal tinggal beberapa kilo lagi. Akhirnya, kami memarkir motor kami dengan penjagaan aman dari si Bapak. Lalu kami melanjutkan perjalanan kami dengan hiking (dipikir-pikir dari awal memang kami sejarusnya hiking sih hehehe). Kami melewati batu-batuan berundak menuju arah Maribaya. Sebelum sampai disasana kami sudah sampai duluan di Air Terjun Ciomas. Wah arusnya deras sekali lho! sayangnya air terjun ini nggak bisa dinikmati langsung, karena letaknya yang memang langsung menjorok ke arah sungai. kami pun hanya bisa menikmatinya di atas jembatan yang berada di tengah-tengah air terjun tersebut.

Sambil menikmati air terjun kami pun berfoto sampai puas hahaha. Bahkan karena ini pertama kalinya double date, kami malah lebih sering berfoto bersama ketimbang menikmati pemandangan alamnya hihihi...Puas foto-foto kami meneruskan perjalanan lagi dan akhirnya sampai di pos perbatasan menuju Maribaya. Ternyata untuk mencapai Maribaya kami harus bayar lagi. Wah, padahal di awal kami bayar tiket katanya itu sudah include ke semua objek wisata. Ckckck ini nih Indonesia, apa-apa dikomersilin. Akhirnya, setelah pikir-pikir, kami nggak jadi lanjut ke Maribaya, karena jam juga sudah menunjukkan pukul 3 sore. Lagipula si bebeb makin penasaran dengan trek menuju Maribaya yang bisa dilalui motor, kali aja masih ada. Siapa tau itu akal-akalan orang setempat aja untuk membiarkan tukang ojek yang boleh lewat. Itung-itung bagi-bagi rejeki deh.



Dengan rasa penasaran makin tinggi, akhirnya kami kembali ke jalur awal dekat air terjun Ciomas. Benar saja ternyata masih ada jalur menuju Maribaya yang seharusnya masih bisa dilewati motor umum, Cuma sekarang di pasang papan hanya tukang ojek yang bisa lewat. Sungguh terlalu! Si bebeb makin penasaran dan akhirnya kita terus aja jalan sampai menuju Lembang, nanggung dikit lagi Maribaya. Di tengah jalan kami berpapasan dengan segeromblan anak SMP yang sepertinya baru saja merayakan kelulusan mereka. Terlihat dari seragam mereka yang penuh coret-coretan. Daaann, mereka semua naik motor dan datang dari arah Maribaya. Wuih, makin senanglah kami jadi ternyata sebenarnya motor umum boleh lewatkan. Buktinya mereka bisa. Akhirnya, kami memutuskan kembali ke bawah untuk ngambil motor kami, supaya lebih cepat sampai di Maribaya.



Namun, ditengah jalan kami menemukan jalur yang sebelumnya belum kami lewati dan jalur itu memang dibuatkan tangga. Hahaha, si bapak tua ternyata nggak membohongi kami. Maaf ya pak, kami bukan nggak percaya, Cuma ingin membuktikan aja kebenarannya. Jadi, memang sebenarnya motor sudah nggak bisa lewat sejak dari area kami bertemu si bapak. Cuma yang kami heran, itu anak-anak SMP yang tadi kok bisa lewat ya? Benar saja, nggak lama kami menemukan anak tangga yang dipaksa dilewati oleh motor, sehingga jebol semua tangganya. Ckckck...anak jaman sekarang kok nggak cinta alam sama sekali ya.

Phiuh, hari makin sore dan gara-gara penasaran kami malah nggak jadi ke Maribaya. Kami memutuskan untuk turun dan cari tempat makan saja di sekitaran Dago Pakar. Yah, walaupun acara hunting air terjunnya nggak kesampean setidaknya kami sudah hiking bersama hehehe...

0 komentar:

Posting Komentar